Sabtu, 18 September 2010

Tokek Dalam Berita (2)



KOMPAS.Com, Sebuah penelitian mengidentifikasi bahwa binatang sejenis cicak yang disebut tokek dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional China atau traditional Chinese medicine (TCM) memiliki efek anti-tumor.

Sifat anti-tumor ini ditunjukkan melalui kemampuan menghambat tumor dengan cara memperkuat energi tubuh. Tim yang diketuai Prof Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker.

Kemoterapi—salah satu metode utama dalam pengobatan kanker yang kerap dilakukan para dokter saat ini—memiliki kelemahan karena tidak bisa selektif menyerang sel kanker sehingga memengaruhi zat antikanker itu sendiri, juga mengandung racun.

Pada 40 tahun terakhir ini, para ahli dari China telah mendapatkan dan menggunakan metode pengobatan kanker yang lebih efektif, yang diintegrasikan dengan TCM plus kemoterapi. Temuan-temuan tentang hal ini telah dipublikasikan setahun lalu pada 7 Juli 2008 di World Journal of Gastroenetrology (Jurnal Gastroenterologi).

Khasiat Tokek

Tahukah anda….Disinyalir Tokek memiliki zat atau enzim tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia karena dipercaya mampu mengatasi penyakit berbahaya. Enzim tersebut berada di darah, lidah, empedu dan kulit tokek yang sudah mencapai berat diatas 3,5 ons. Tokek dibawah 3,5 ons belum mempunyai enzim yang disebutkan di atas.

Berbagai informasi an literature mengatakan bahwa tokek sudah lama dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit gatal. Bagian yang digunakan adalah dagingnya, yakni dimakan dalam keadaan kering atau matang. Informasi terbaru mengatakan bahwa lidah tokek  dipercaya mampu mengurangi dampak dari penyakit AIDS dan menjadi obat anti tumor.

Penelitian tentang manfaat tokek ini telah dilakukan oleh para ahli kesehatan dan dokter-doktr di Cina. Salah satunya adalah Prof. Wang, seorang pakar ilmuwan yang berasal dari universitas Henan, Cina. Ia telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa zat aktif pada tokek mampu menginduksi sel-sel tumor apoptosis, yang membuat sel-sel tersebut menghancurkan dirinya sendiri dan meneka ekspresi protein bFGF dan VEGF, yakni senyawa yang mendukung perkembangan perkembangan kanker di dalam tubuh.

Selain itu, tokek juga diyakini mampu menjaga system kekebalan tubuh manusia dan menghilangkan tumor ganas secara alami. Bagian pangkal dari ekor tokek memiliki kemampuan regenerasi sel, sehingga dipercaya mampu memperbaiki sel tubuh yang rusak dan mengembalikan vitalitas, terutama untuk kaum pria. Tokek juga dipercaya untuk mengobati impotensi dan meningkatkan fungsi sexual. Jadi tidak aneh jika saat ini tokek menjadi salah satu komoditi ekspor.

Namun sayangnya belum banyak literatur tambahan yang dapat menunjang sebuah penemuan yang menakjubkan ini, sehingga kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan secara medis. Sebab dari kalangan pakar kesehatan dan kedokteran duniapun belum memberitahukan secara resmi mengenai kebenaran khasiat dan manfaat tokek untuk mengobati berbagai penyakit.

Hanya saja, sebagian masyarakan di Indonesia, terutama yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, telah mengakui bahwa tokek dapat menyembuhkan penyakit kulit (dari jerawat hingga eksim) dan asma. Terbukti di sana banyak berdiri tempat makan, khusus menyediakan menu masakan dari tokek. Tak hanya itu di beberapa daerah tersebut sudah mengekspor tokek kering (berat hidup dibawah 2 ons) ke Cina.

(Diambil dari berbagai sumber)

Jumat, 17 September 2010

Tokek Dalam Berita (1)

Tokek Sebagai Obat

Maraknya penangkapan terhadap satwa tokek belakangan ini, selain karena harganya yang cukup menggiurkan ternyata tokek ini mempunyai kasiat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Benarkah?



Rumor itulah yang membuat warga Pekanbaru, Riau melakukan perburuan terhadap satwa perayap dan bermata belok ini. Menurut penuturan salah satu agen tokek di Pekanbaru Yon     Candra (32), konon lidah tokek inilah yang bisa mengobati virus  mematikan HIV/AIDS.

“Yang berfungsi bisa mengobati AIDS pada tokek ini adalah terletak pada lidahnya. Namun itupun berat tokeknya harus di atas 3 ons dan masih keadaan hidup. Namun bagaimana caranya mengemasnya menjadi obat AIDS ini adalah pada penampung dan peramunya. Tokek ini di ekspor ke Thailand dan China. Mereka inilah yang mengolah menjadi obat, itulah info yang saya dapat,” kata Candra kepada okezone, Sabtu (14/3/2009).

Inilah kadang yang membuat warga Pekabaru mulai yakin kalau harga tokek bisa mencapai miliaran rupiah dan kemudian mereka beramai-ramai melakukan penangkapan.

Sementara itu salah satu dokter di Pekanbaru yang sering menangani kasus virus HIV/AIDS Burhanudin Agung dalam perbincangan dengan okezone mengatakan sejauh ini dari beberapa riset dan percobaan belum ada satupun obat yang mampu menyembuhkan virus AIDS.

Sebab katanya, yang namanya virus itu tidak bisa disembuhkan. Namun kalau untuk mempertahankan daya tubuh jika sudah terjangkit HIV/AIDS itu baru ada yakni Anti Retroviral (ARV) yang harganya cukup mahal.

“Data WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Namun jika tokek itu terbukti bisa mengobatinya ya Alhamdulillah berati Indonesia bisa menjadi produsen obat seperti yang dikatakan presiden SBY belum lama ini,” kata Burhanuddin.

sumber : okezone.com

Tentang Tokek

Tokek Rumah
Tokek adalah nama umum untuk menyebut cicak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah berikut.

Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atau tekék(bahasa jawa), tokék (bahasa sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa inggris).

Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang.

Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa.

Tokek rumah memangsa aneka serangga, cicak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah.

Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih.

Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal,Bangladesh, lewatMyanmar,TiongkokThailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa,Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232). selatan dan timur.

Hati-hati, tokek rumah kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya; siap untuk menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci; sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang tidak ada kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan.



Ada cara yang mudah untuk menipu tokek agar tak tergigit ketika memegangnya. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

(diambil dari berbagai sumber)